Sunday, July 5, 2009

About Music World

INTERNATIONAL

Miley Cyrus: 'BREAKOUT PLATINUM EDITION,' Bukan Artis Numpang Tenar!

Jum'at, 15 Mei 2009 07:33

Rupa-rupanya Amerika sedang kebanjiran talenta muda berbakat di industri musik mereka. Dari Jonas Brothers, Taylor Swift, hingga Miley Cyrus. Dengan usia yang hampir sepantaran, mereka telah mampu menunjukkan bakat dan kemampuan untuk menarik sebuah basis penggemar yang cukup besar. Miley sendiri nampaknya juga bisa menunjukkan kemampuannya dalam album solo perdananya, BREAKOUT. Di sinilah dia ingin 'keluar' dari kepompong Hannah Montana-nya.

Album BREAKOUT berisi 12 lagu yang memang membuat Miley bisa keluar dari kesan Hannah Montana yang melambungkan namanya. Walaupun memang kebanyakan lagunya terdengar seperti lagu 'pabrikan' yang dipenuhi dengan kekuatan gitar dan ciri khas pop rock kebanyakan. Tapi yang patut diacungi jempol, Miley juga menjadi co-writer untuk delapan lagu di dalam album itu, termasuk yang terdengar menonjol sekali, See You Again.

Dibuka dengan single Breakout yang menceritakan tentang kebosanan seorang pelajar yang hari-harinya dihabiskan di sekolah, benar-benar catchy untuk para ABG seusia Miley. Diteruskan dengan 7 Things yang berkisah tentang kisah putus cinta dengan cowok dengan irama riang dan hampir marah, khas remaja.

Miley kemudian seperti menunjukkan bahwa kehidupan remaja tak hanya penuh dengan keriangan dan kejujuran perasaan saja. The Driveway menunjukkan kehidupan remaja yang juga bisa dipenuhi dengan kesedihan namun tetap bisa tegar.

Girls Just Wanna Have Fun, single yang sebelumnya pernah dipopulerkan oleh Cindy Lauper, bisa jadi sedikit menunjukkan kelihaian Miley untuk bermain nada. Beberapa kritikus pun menilai versi Miley lebih enak didengar daripada milik Cindy, mungkin juga dipengaruhi oleh beat-nya yang lebih cepat dan modern.

Lagu yang cukup menarik perhatian berikutnya adalah Bottom of the Ocean yang amat mellow dan menyentuh sementara Wake Up America yang amat bersemangat dan sedikit menyentil tentang isu pemanasan global dan hidup hijau. Cukup membanggakan untuk 'anak' berusia 15 tahun dengan suara berat dan penuh ini.

Secara keseluruhan, album ini tak terlalu bisa dibilang 'outrageous,' bisa jadi karena track-track-nya yang kurang berani 'bereksperimen' sehingga kemampuan bernyanyi Miley kurang tereksplorasi secara maksimal.

Untungnya, dalam PLATINUM VERSION, Miley memberikan kejutan dengan menawarkan dua bonus track: Hovering dan Someday. Dua lagu inilah yang bisa membuktikan kepiawaian Miley dalam bernyanyi. Hovering seperti menjadi bukti bahwa Miley bisa bernyanyi dengan gaya yang disukai anak muda sekarang: marah-marah, berteriak dan ngedumel, tapi tetap bernada. Sementara Someday yang juga diciptakan oleh sang ayah, Billy Ray Cyrus, menunjukkan jika Miley tidak bisa dipandang sebelah mata sebagai artis yang mendompleng nama besar sang ayah saja.

Miley Cyrus: 'BREAKOUT', Sebuah Proses Pendewasaan

Jum'at, 08 Agustus 2008 09:00
KapanLagi.com - Di album kedua ini, Miley Cyrus mencoba untuk tampil lebih dewasa bila dibanding dengan album pertamanya. Ada 12 track yang dikemasnya dalam album berjudul ringkas BREAKOUT ini. Dari 12 track ini, sebagian besar lagu mencantumkan nama vokalis ini sebagi penulisnya.

Bisa dibilang usaha untuk menjadi dewasa ini terkesan sedikit dipaksakan. Miley seolah mencoba untuk membuktikan pada dunia bahwa ia juga mampu menjadi vokalis sekaligus menulis lagu. Seandainya ia sedikit lebih sabar, bisa jadi hasilnya akan jauh lebih bagus lagi.

Secara keseluruhan, tidak ada yang istimewa dari album ini. Baik dari lirik, musik maupun aransemen semuanya berkesan biasa-biasa saja. Sebenarnya kelemahan kualitas vokal ini masih bisa diakali seandainya Miley tak terlalu berambisi untuk menjadi 'profesional'.

Dalam sejarah, banyak penyanyi pop yang tak terlalu bagus kualitas vokalnya namun mereka mampu memilih materi yang pas dengan kemampuan vokal mereka. Hasilnya, lagu mereka toh tetap enak untuk didengar. Memahami karakter vokal lalu mencari materi yang tepat kadang memang lebih sulit ketimbang menulis lagu.

Beberapa lagu seperti Driveway, 7 Things, dan Wake Up America mungkin masih punya cukup potensi untuk naik ke 20 besar tangga lagu sementara track-track lainnya bisa disebut sekedar filler saja.

Masalah lain dari album ini mungkin adalah mixing yang agak sedikit kacau pada beberapa lagu. Full Circle misalnya, di mana suara gitar dan vokal Miley seolah saling berebut menjadi yang paling depan. Kasus yang sama terulang lagi pada track These Four Walls yang ada di urutan ke-9. Usaha untuk mengulang kesuksesan Cindy Lauper dengan membawakan hits Girls Just Wanna Have Fun-pun bisa dibilang tak akan berpengaruh banyak pada album ini.

Vokal Miley Cyrus memang tak bisa dibilang mengagumkan namun ini bukan pertanda bahwa masa depan Miley di dunia musik bakalan suram. Beberapa vokalis pop seperti Madonna dan Kylie Minogue pun berawal dari posisi yang sama dengan Miley Cyrus. Asal bisa lebih bijaksana, Miley pun punya kesempatan untuk jadi diva.

Taylor Swift: 'FEARLESS,' Cermin Keberanian Swift

Senin, 20 April 2009 23:50

Kepiawaian Taylor Swift untuk menciptakan lagu tak perlu diragukan lagi. Diva muda country Amerika asal Pennsylvania ini membuktikannya dengan mantap dalam albumnya, FEARLESS. Talenta muda berbakat ini menunjukkan ketidaktakutannya untuk memberikan irama country yang biasa diatributkan pada orang-orang paruh baya. Dia pun berhasil memberikan rasa country yang cocok dinikmati oleh segala umur dengan bumbu beberapa suara-suara khas Irlandia ataupun Skotlandia.

Dibuka dengan track Fearless, Swift menunjukkan kematangan suaranya tanpa menghilangkan ciri khas remajanya. Kemudian track kedua, Fifteen, yang memanjakan telinga kita dengan musik country Amerika yang melintas batas benua hingga ke Irlandia dengan tambahan banjo di dalamnya.

Track-track selanjutnya mengingatkan kita pada Jewel saat masih menyanyikan lagu country seperti Standing Still. Swift juga berduet dengan Colby Caillat dalam track Breathe yang cukup apik. Sayangnya, gaya bernyanyi Caillat yang amat 'halus' seperti dalam Bubbly terdengar ditenggelamkan oleh 'kekokohan' suara Swift yang amat kuat.

Walaupun tidak meninggalkan tema percintaan khas remaja, namun album ini cukup pantas dilabeli album matang milik gadis kelahiran 13 Desember 1989 ini. Bisa jadi, Swift bakal menjadi the next Shania Twain atau Faith Hill yang menjadi ratu country di dunia.

INDONESIA

Agnes Monica: 'SACREDLY AGNEZIOUS', Album Narsis

Senin, 11 Mei 2009 15:15

Inilah pembuktian Agnes Monica yang sebenarnya. Dari album yang diberi tajuk SACREDLY AGNEZIOUS ini dara kelahiran 1 Juli 1986 tersebut ingin menunjukkan kepada dunia musik Indonesia, dan juga dunia, siapa dirinya yang asli. Bukan hanya satu warna, namun Agnes menawarkan macam-macam genre yang diramu khas Agnes.

Menurut Agnes sendiri, Sacredly berarti takdir dan itu lebih otentik. Sedangkan Agnezious merupakan kata sifat yang menunjukkan Agnes secara spesial. Jadi bisa dibilang album all about Agnes. Menggaet musisi ternama seperti Erwin Gutawa, Pay BIP, dan DJ Sumantri serta Dewiq, Agnes tak hanya mengobral judul. Bisa dibuktikan sendiri, belum lama merilis album ketiga ini, dia sudah bisa berhasil membawa pulang award sebagai Penyanyi Solo Terbaik yang dikaruniai oleh DAHSYAT - acara musik di RCTI.

Di awal album, Agnes menawarkan sentuhan hip hop yang menggoda lewat lagu Godai Aku Lagi. Suara khasnya yang dibuat agak mendesah di awal, lagu ini begitu pas ditaruh di urutan nomer satu album ini. Dan sebenarnya ini bukan lagu baru juga, karena pada tahun lalu ia pernah menelurkan album berjudul NEZ yang hanya berisi 2 lagu, yakni lagu Godai Aku Lagi dan lagu slow andalannya, Matahariku - yang juga ada di album SACREDLY AGNEZIOUS ini.

Bicara soal narsis - dalam makna positif, Agnes benar-benar menunjukkannya. Coba dengar lagu keenam yang diberi judul sesuai namanya, A.G.N.E.Z. Di lagu itu Agnes seakan ingin menampilkan, 'This is Agnes, it's me that you want', dengan segala pesona yang dimilikinya. Berbekal beat yang catchy, percampuran bilingual antara Indonesia dan Inggris serasa pas.

Pindah ke lagu Shake It Off, yang berada di track ke-9, para pendengar langsung benar-benar dimanjakan dengan suasana etnik Bali dan R&B, dicampur orkestra. Top banget! Yah tak perlu heran sih, karena lagu ini juga ada campur tangan Erwin Gutawa di dalamnya. Sekedar informasi saja, lagu ini pernah mengantarkan Agnes meraih Best Performance di Asian Song Festival di Korea beberapa waktu lalu.

Tak hanya jago dalam urusan lagu-lagu ngebeat, Agnes juga kalem dalam 5 lagu lainnya. Dengar saja lagu Teruskanlah, yang belakangan ini jadi hits di beberapa radio dan video klipnya sering beredar di stasiun televisi - lagu ini begitu sempurna. Tak heran sebenarnya, pasalnya lagu dengan lirik yang menyayat ini ternyata digarap oleh pasangan musisi Pay BIP dan Dewiq.

Selain itu di tiga lagu lainnya, yakni Coz I Love You, Rapuh, dan Berlebihan, Agnes mencoba menampilkan gaya balladnya. Khusus di lagu Berlebihan, yang penuh tarikan suara sana-sini, khas vokal Agnes dimainkan lebih mirip gaya suara Alicia Keys. Suara soulnya kedengaran lebih meliuk-liuk.

Yang lebih menarik lagi dari album SACREDLY AGNEZIOUS ini, ternyata ada juga versi Limited Edition-nya. Di samping sepuluh lagu originalnya, Agnes menambahkan tiga bonus lainnya berupa intro berjudul Sacredly Agnezious yang sesuai judul albumnya, interlude berjudul A.G.N.E.Z.I.O.U.S, dan outro yang berada di track terakhir berjudul I Believe.

'THE CHANGCUTERS & MISTERI KALAJENGKING HITAM', Eksplorasi Atau Repetisi?

Jum'at, 08 Mei 2009 07:07

The Changcuters boleh jadi adalah salah satu band yang membuat musik Indonesia menjadi raja di negeri sendiri, lagu-lagu yang dibawakan Tria, Qibil, Alda, Dipa, serta Erick sukses jadi anthem yang dinyanyikan anak-anak kecil se-Indonesia dan RBT mereka juga laris manis. Sayangnya, hanya dua hal itulah yang menjadi barometer dari definisi 'raja di negeri sendiri'.

Setelah meraih sukses komersial dengan MENCOBA SUKSES KEMBALI, sebuah album repackaged mereka di tahun 2008, band asal Bandung ini memang secara industri telah sukses membawa image rock n' roll dengan lirik bubble gum, di tengah ramainya plagiarisme dan irama melayu, bahkan belakangan, mereka juga sukses didapuk melantunkan single-singlenya di tengah orasi Pemilu Legislatif 2009, atau pengakuan majalah Rolling Stone Indonesia yang menyebut mereka The Phenomenal.

Kini, band yang bernaung di bawah bendera Sony Music Entertainment Indonesia itu kembali dengan album kedua THE CHANGCUTERS & MISTERI KALAJENGKING HITAM, lengkap dengan gaya rambut baru dari semua personilnya.

Single pembuka yang diluncurkan bertitel Main Serong, sebuah rockabilly yang menambah daftar lagu populer bertemakan perselingkuhan, sebagai opening single dapat dipahami jika Tria dan kawan-kawannya ingin mempertahankan image lewat bangunan aransemen rock n' roll yang kental.

Kemudian ada Mr. Portal yang bernuansa agak dark, di sini nampak jika The Changcuters ingin menampilkan musik yang 'serius'. Pada track bertitel Gembel Cinta, mereka juga nampaknya masih terus mengulang resep guyonan dalam liriknya, begitu juga pada In De Hoii, dengan musik ngedance tempo dulu, tak jauh beda dengan lagu berjudul Bebek Beringas yang mengedepankan beat-beat rock n' roll.

Dalam album yang berisikan total 12 lagu tersebut, The Changcuters nampaknya ingin melangkah lebih jauh dalam proses eksplorasi musikalitas mereka, sayangnya, bukan hanya mereka yang melakukan hal tersebut. Dari sekian banyak band tanah air, memang 'lirik ringan' serta 'aransemen daur ulang' telah menjadi isu orisinalitas namun hanya 'angin lalu'.

Overall, penghargaan atas eksplorasi musikal mereka memang layak untuk dihargai, walaupun jauh sebelum The Changcuters menobatkan diri mereka sendiri sebagai pengusung rock n' roll yang rajin mengeksplor aransemen dan sounding, pada masa awal kemerdekaan negeri ini pun telah hadir The Tielman Brothers, yang lagu-lagunya bahkan menjadi referensi The Beatles, bukan sekedar berakhir menjadi RBT.

Titi Kamal: 'LEBIH BAIK SENDIRI,' Pembuktian Jiwa Pop Tikam

Senin, 23 Maret 2009 09:01

Walaupun sebelumnya sukses mengisi soundtrack MENDADAK DANGDUT dengan 'berubah' menjadi seorang penyanyi dangdut, namun Tikam alias Titi Kamal nampaknya ogah membiarkan image dangdut menempel pada dirinya. Sebagai pembuktian, istri Christian Sugiono ini akhirnya menelurkan album solo pop perdananya yang bertajuk LEBIH BAIK SENDIRI.

Terlihat jelas kerja keras Titi untuk melunturkan image Petris yang kadung melekat pada dirinya. Apalagi lagu-lagu pop ringan yang dibawakannya kadang masih mengingatkan kita pada Jablai dan Mars Pembantu, seperti misalnya track tiga yang jadi single perdana, Lebih Baik Sendiri, dan track lima, Kau Bilang.

Olah vokal Titi pun masih jauh dari kata piawai jika mendengarkan seluruh lagu dari album ini. Bisa dibilang, jangkauan nada Titi yang pendek dan datar menjadi ciri khas dalam album perdananya ini. Dari tujuh lagu yang disajikan, cuma beberapa yang terasa gregetnya. Salah satunya lagu Resah Tanpamu yang dijadikan single kedua Titi.

Sebenarnya yang terasa mengesankan dari lagu tersebut adalah keberanian Titi untuk berduet dengan pentolan band top tanah air, Anji Drive. Walaupun sempat terdengar 'jomplang' pada awal lagu, namun Titi berhasil menyelesaikan lagu tersebut dengan apik. Mungkin karena teringat pengalamannya di masa lalu bersama sang kekasih. "Sayang, aku mau. Jangan pernah kau meragu. Walau aku jauh, hatiku untukmu..."

Secara keseluruhan, album ini memang bisa dibilang sebagai sebuah bentuk pembuktian dari Titi Kamal. Namun Titi harus berlatih dan berusaha lebih keras lagi untuk bisa terus eksis di dunia tarik suara.

No comments:

Post a Comment